Sabtu, 23 April 2011

Kisah Yunus

02-04-2011
Catatan renungan pribadi,
Yunus 1-3
Suatu pagi, aku terbangun dengan menangis. Banyak masalah yang muncul dan menghujamku bertubi-tubi, tanpa ampun. Tidak kuat rasanya. Sering terungkap pikiran-pikiran bodoh untuk mengambil jalan pintas untuk keluar dari semua ini. Ingin rasanya melarikan diri sejauh mungkin dari keadaan ini. Tertekan? Ya. Putus asa? Tentu. Frustasi? Depresi? Jadi keseharianku.
Doa-doa ku serasa kering, hidupku menjadi hampa, there’s nothing feels alright.
Semakin hari semakin ingin melarikan diri. Sampai pagi itu, aku teringat tentang kisah Yunus. Yunus yang diperintahkan Tuhan ke Niniwe. Namun, apa yang Yunus lakukan? Ia melarikan diri, ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. Ia melarikan diri dari panggilan-Nya. Apa yang terjadi kemudian? Tuhan mengirimkan angin ribut ke laut, terjadi badai besar, yang kemudian membuat Yunus dilempar ke laut. Masuk ke perut ikan. Suatu keadaan yang sangat tidak menyenangkan. Selama di perut ikan, Yunus menyadari semuanya, dan memilih kembali berdoa dan mengucap syukur pada Tuhan. Tuhan memang maha baik, Ia memerintahkan ikan untuk memuntahkan Yunus ke darat. Lantas, setelah proses penderitaan panjang yang berujung dengan pertobatan Yunus dan pengampunan Tuhan, apakah kemudian Yunus bisa ke Tarsis? Ke tujuannya? Tidak. Dia tetap diperintahkan ke Niniwe, tujuan Tuhan yang mula-mula.
Rhema yang saya dapat dari kisah ini yaitu, apapun yang kita lakukan, apapun respon kita terhadap kehendak Tuhan, entah itu respon baik, maupun respon penolakan, pada akhirnya tujuan Tuhan akan tetap tercapai. Hanya saja, saat kita melarikan diri dari jalur Tuhan, jalan yang kita tempuh untuk mencapai tujuan itu akan jauh lebih berat dan tidak menyenangkan. Saat kita tidak bisa diajari dengan kelemahlembutan, Tuhan akan mengajari kita dengan ketegasan dan cambuk api.
Hal ini menguatkan saya untuk tetap bertahan, mencari apa maksud Tuhan dari semua yang telah saya alami. Berharap agar saya mengetahui apa yang menjadi kehendaknya. Menguatkan hati untuk setia di jalan Tuhan. Agar pada akhirnya tujuan-Nya terhadap saya tercapai. Tercapai tanpa harus melewati segala hal menyakitkan hanya karena saya tidak patuh dan berusaha melarikan diri.
How about you?
Apa saat ini juga ada di kondisi seperti saya? Tidak kuat lagi? Ingin melarikan diri?
Pikirkan kembali berpuluh-puluh kali. Cari tahu kehendak-Nya.
Mari saling mendoakan dan menguatkan hati. GBU